Jumat, 10 Maret 2017

10-03-2017

Masa depan setiap orang tidak ada yang gelap, entah bagaimana menjadi terang. Entah bagaimana berubah, tergantung orang yang menjalankan untuk berubah.  Tuhan melihat apa yang kita lakukan, tak pernah menutup mata akan usaha hambanya. Pertebal rasa syukur, rasa syukur, rasa syukur. Tuhan menguji manusia dari rasa sabar. Tak ada kaa untuk berhenti bersabar, ini bukan perilaku yang sia sia. Sabar bukan perilaku yang sia sia
Share:

Senin, 26 Mei 2014

Rabu, 30 April 2014

Selasa, 13 Agustus 2013

Tone In Heaven

Tone In Heaven

Ah… dimana aku ?
Aku terhenyut melihat keadaan disekitarku. Aku mendengar suara air terjun yang aku tak tahu dimana letaknya. Tempat ini begitu indah, kini aku sedang berdiri disuatu tempat, dimana tempat ini dikelilingi oleh bunga yang sangat indah dan bermacam-macam. Pohon-pohon tinggi nan hijau pun bertebaran disekelilingku. Aku melihat bunga mawar bertebaran. Melihat mawar ini mengingatkan ku pada suatu hal… Cassiopeia. Itu yang hanya aku fikirkan. Bunga mawar itu bertebaran sangat luas, sama persis ketika Cassiopeia berada dihadapan ku saat aku berada diatas panggung. Lalu aku tundukkan kepalaku . “hem.. rumput yang indah.” Kemudian aku terlentang diatas nya. Subhanallah. Sungguh atas karunia-Mu aku ada didunia ini. Suara air terjun itu pun semakin deras, membuat ku penasaran. Akupun melangkah mencari sumber suara air terjun itu. Akhirnya aku menemukan letak air terjun itu. Airnya sangat jernih dan bersih. “apakah ini surga ?”. aku terus menikmati pemandangan air terjun itu. Lalu aku melihat sesuatu yang aku sangat ingat kejadian itu… air terjun itu seperti merekam kegiatan ku bersama para… member dong bang shin ki, ya! Saat itu kami berada di Saipan. Kami sedang berada di pinggir pantai, saat itu kami sedang membuat video “Picture Of You’ lagu yang ditulis oleh Junsu. “ah… aku merindukan momen itu.” “bisakah kami kembali seperti dulu, bermain bersama, tertawa, suka duka kami berbagi bersama, akankah semuanya bisa kembali seperti awal ? “. 

beddo suwatte kimi ni koto wo  kangaeteita 
aenakute mo ii aitai kono kimochi dake de ii kara

“ahh…sepertinya ada yang bernyanyi ? bukankah itu suara ???”  Aku sangat hafal suara itu. Itu suara changmin. Lalu aku membalikkan badan. “Jaejoong hyung, wasurenaide… I miss you… aitakute mo.”  Changmin menatap ku sesaat, ia tersenyum, aku melangkah mendekatinya, aku ingin memeluknya, aku merindukannya… namun,,, tubuhnya menjauh semakin aku mendekat, tubuhnya semakin menjauhi aku. Dan… ia menghilang. “mungkin ini halusinasiku saja.”  Kemudian aku menyusuri tempat ini, melihat ada sebuah ayunan diujung sana. Aku berjalan lurus menyusuri jalan setapak ini, “mungkin lebih indah bila aku berada disini bersama Yunho, Yoochu Junsu dan Changmin kita akan bermain sepuasnya.”  
***
Fukai fukai mune no kizu wo
Hitotsu hitotsu se owanaide
Dare mo kimi wo semeyashinai kimi wa kimi de ireba ii sa

Saat ini aku sedang berada diatas ayunan, aku menikmati kesendirian ku. Aku merasakan seseorang berjalan dibelakangku. Aku merasa curiga. Aku pun membalikkan badan ku. Disaat itu sungguh mata ku terbelalak, dan bahagia, kedua ibuku ada disini, aku tidak lagi merasa kesepian. “Ibu ada disini juga ?” tanyaku pada kedua ibuku. Keduanya tersenyum. “Ya. Kami ingin menemani mu, tapi kami ingin menjemput seseorang, bisa kau tunggu disini?”. “tentu.” lalu kedua pergi menjauh, aku menunggu mereka disini sampai mereka datang.
“Yunho hyung, tangkap bolanya, jangan melamun.”
“ah ! baik .”
Aku mencari sumber suara itu. Itu suara Junsu dan Yunho. Suara itu terdengar jelas ditelinga ku. “Yoochun hyung, kita tidak boleh kalah dengan mereka.” “baik. Semangat changmin.” Dan itu Yoochun dan Changmin. Mereka semua ada disini ? ah. Sungguh sesuatu yang tidak bisa aku duga. Aku mencari-cari dimana mereka bermain bola. Ah mengapa mereka tidak mengajakku. Dan… sejak kapan Yoochun dan Junsu bertemu dengan Changmin dan Yunho ? mengapa mereka menyembunyikan semua ini. Apakah mereka diam-diam bertemu dengan Yunho dan Changmin ?.
I'll be there for you everyday 
“Jaejoong…” aku mendengar seseorang memanggil namaku. Yunho. Ya! Itu suara Yunho. Sang Leader. Betapa senangnya hatiku. Aku menoleh kearah nya. Dan sekarang Yunho  ada dihadapan ku. “Jaejoong…wasurenaide.” Lalu ia pun menghilang sama seperti changmin, menjauh tanpa memberi kesempatan pada ku untuk menjawab ucapan mereka. Yunho-Changmin tidak pernah ada dibenakku untuk melupakan kalian, aku juga merindukan kalian, kalian selalu datang dimimpiku, Junsu dan Yoochun pun sama seperti ku. Kalian datang dalam mimpi kami. “Yunho-Changmin ku mohon kembalilah, biarkan aku melihat kalian sekali lagi, biarkan aku memeluk kalian lagi, biarkan aku menangis dipundak kalian, kumohon  AKU SANGAT MERINDUKAN KALIAN.”
“Changmin!.”  Panggil Junsu.
”Junsu hyung. Yoochun hyung,!!.” Jawab Changmin.
“waah!! Yunho hyung!!.” Panggil Yoochun
Aku melihat mereka dari kejauhan… sangat jauh. Mereka berlari saling mendekati. Suara  mereka sangat jelas terdengar ditelingaku. Mereka berpelukan seperti halnya yang biasa kami lakukan, “mengapa mereka melakukannya tanpa aku ?” aku bisa melihat  kebahagiaan yang terpancar dari raut wajah mereka, mereka semua melepas rindu-haru mereka.

And I am going to the right way for you
jeogi jeo haneul kkeutkkaji dallil geoya

Mereka berputar-putar sambil berpelukan…
“Jaejoong…” panggil ibu Han
“ah… ibu,” perasaan ku campur aduk melihat kedatangan kedua ibu ku.
“sudah lama ya menunggu…?” tanya ibu kim.
“hemm.. begitulah,”
“hemh..” ibu kim melihat ibu han.
“mungkin perasaannya kini campur aduk,” ucap ibu kim menatap ibu Han
“bagaimana ibu bisa tahu ?”
“karena kami adalah ibu mu.” Ujar ibu Han.
“Jaejoong, jangan pernah kau menyerah, tetaplah bekerja keras, gapailah mereka.” Ibu Han melihat kearah Yunho,Toochun,Junsu dan Changmin.  
“aku tidak bisa.”
“jangan menyerah, kami selalu berdoa untuk mu. Jangan pernah merasa puas, ini semua belum apa-apa. Teruslah berjuang! raih mereka!.” Aku memeluk kedua ibu ku. “gomawo eomma… saranghaeyo.”  Ku pejamkan kedua mataku, aku rasakan kehangatan seorang ibu.

***
Waiting for rising sun
“hoooaammmm…”
“ahh.. dimana ibu ? ibu ?...” aku terus memanggil dan mencari mereka. Tidak ada. Kosong. Yunho, Junsu Changmin dan Yoochun pun tidak ada. Aku sendirian. Lalu aku ingin mencuci muka, agar terlihat segar, aku berjalan menuju tempat air terjun tadi. Dan kau tahu ? air terjun itu tidak ada. Hanya ada taman dengan danau ditengah nya. Dan aku pun mendekati danau itu. Airnya hijau pekat, bersih tidak berlumut. Dan aku pun mencuci muka ku dengan air itu. Aku merasakan lagi seseorang berjalan dibelakang ku. Sekelompok orang datang kepadaku. Mereka semua datang menatap dingin padaku. Tidak ada senyuman yang terlihat dibibir mereka. Aku bahagia mereka datang kepada ku. Aku langsung berlari memeluk mereka. Tidak bisa. Mereka menjauh, sangaat jauh. Aku dekati lagi… mereka pun menjauh.. terus aku lakukan hal yang sama. Namun tetap saja mereka menjauh. “hey ada apa dengan kalian.” Tanya ku. Hampa. Tidak ada jawaban.  Mereka itu adalah Yunho, Yoochun, Junsu, Changmin Yoohwan, kedua ibuku, kakak-kakaku, adikku dan sebagian Cassiopeia. Yunho ada dipaling depan. “ah…kalian semua disini.” Sejenak aku mengedipkan mata, mereka semua menghilang. Tubuhku lemas tak berdaya. “Mengapa kalian semua seperti ini. Apa salah ku.Maafkan jika aku memiliki kesalahan pada kalian. Jangan seperti ini. “
“’ku mohon dengarkan aku…”

kaze ni natte sotto tsutsumitai 
kimi ga iru sekai ni sugutonde yukitai 
aitakutemo aitakutemo 
matterukara tada wasurenaide

menghilang … mereka kembali hilang. “ sudah kuduga…” lalu aku berjalan mendekat kearah danau.  sungguh aku ingin teriak. Aku sungguh ingin menguarkan seluruh isi hatiku.“HEY! MENGAPA KALIAN SEPERTI INI… KALIAN TAHU ? INI HANYA MENYAKITKAN HATI KU!!! INI HANYA AKAN TERUS MEMBUAT KU GILA !   JIKA KALIAN INGIN PERGI, PERGILAH! AKU MASIH BISA MENGHIDUPI DIRI KU. TANPA KALIAN AKU MASIH BISA HIDUP! AKU AKAN MENCARI KEHIDUPAN LAIN, AKU AKAN MEMPERBARUI SEGALANYA !”.
Suasana sepi. Tidak ada yang menjawab seorang pun. …
“Jaejoong…” aku tahu itu… itu suara Yunho. “Jaejoong, kumohon, jangan membalikkan badanmu, jika kau memaksakannya, kami tidak akan pernah kembali, aku akan pergi. Cukup dengarkan aku.” Aku hanya bisa menurut. “Jaejoong-ah… aku dan Changmin juga merindukan mu, aku akan mengatakan ini kepada mu, Junsu dan Yoochun, itupun jika kami memang bisa mengatakannya. Aku juga merindukan masa-masa saat kita bersama, tertawa… menangis, bercanda satu sama lain, mengganggu Junsu, menari, menonton tv bersama, apapun.





Share: